Saturday, December 24, 2005

Bali Bangun Proyek Pengolah Sampah Jadi Listrik

Selasa, 15 Pebruari 2005 | 15:27 WIB

TEMPO Interaktif, Denpasar:Proyek pembangunan instalasi pengolahan sampah menjadi listrik mulai dibangun di Tempat Penampungan Akhir (TPA) Suwung Denpasar, Selasa (15/2). Pembangunan ini merupakan kerjasama empat daerah tingkat II di Bali, yakni Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) dengan investor PT Navigate Organic Energi Indonesia (PT NOEI) dari Inggris.

Ketua Badan Pengelola Kebersihan Sarbagita, Made Sudarma, mengatakan proyek ini akan menggabungkan tiga cara dalam mengelola sampah. Sampah lama dikelola dengan teknologi landfill, yakni, dengan mengumpulkan seluruh sampah lama dan menutup permukaannya dengan tanah. Lalu, lewat pipa yang dipasang di dalamnya, gas methan ditangkap dan digunakan untuk mengeringkan sampah.

Dalam beberapa tahun, kata Sudarma, sampah akan terdegradasi dan volume tumpukan akan mengempis. Cairan yang keluar dari sampah selama proses itu konon dijamin tak akan menjadi limbah karena ditampung dan dikelola dalam instalasi khusus water treatment.

Untuk sampah baru, prosesnya akan dipilah dulu. Sampah basah (macam kayu, daun, kertas) dicacah lalu dimasukkan dalam digester (pengering) yang nantinya menghasilkan biogas dan kompos. Teknologi ini dinamakan Anaerobic Digestion. Sedangkan sampah baru kering (seperti plastik) akan diolah dengan teknologi pirolisis dan gasification, yakni dengan pemanasan tinggi tanpa oksigen yang menghasilkan gas dan digunakan untuk menggerakkan turbin.

Teknologi itu , menurut Sudarma, tidak berisiko tinggi terhadap kesehatan masyarakat. "Teknologi ini bukan Incinerator (pembakaran sampah). Jadi tidak perlu cemas," katanya.

Dengan mengolah 500 ton sampah per hari, instalasi ini sanggup mengalirkan listrik 5-8 Megawatt. PT NOEI berjanji membagi keuntungan penjualan listrik hasil olahan sampah pada PLN Bali dengan nilai US$1.000 per Megawatt. (Rofiqi Hasan)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home