Wednesday, December 14, 2005

'Perjuangkan Perlindungan Produk Khusus'

Rabu, 14 Desember 2005

HONGKONG -- Delegasi Indonesia harus memperjuangkan proposal Strategic Product (SP) dan Special Safeguard Mechanism (SSM) dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Hong Kong. Pada konferensi yang dimulai Selasa (13/12) itu, Indonesia mendesak adanya perlakuakn khusus terhadap empat produk pertanian, yakni beras, gula, kedelai, dan jagung.

Ketua Advocacy Center for Indonesian Farmers (ACIF), Sutrisno Iwantono, yang juga salah satu delegasi Tim Runding Indonesia, mengatakan negara-negara Uni Eropa tampaknya belum memberikan sinyal untuk menarik subsidi pertanian. AS, kata dia, masih dengan komitmennya untuk mendorong subsidi pertanian dan pemberian subsidi ekspor. AS, jelas Sutrisno, juga akan terus mendorong dilakukannya penurunan tarif secara liberal kepada hampir semua negara berkembang. ''Peluang kita dan negara berkembang lain untuk memperjuangkan proposal SP dan SSM ini akan menghadapi hambatan berat,'' kata Sutrisno yang sudah berada di Hong Kong.

Ia mengatakan, dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu kemarin malam, pihaknya menyampaikan tiga pokok utama sebagai bahan perundingan. Pertama, pemerintah harus memperjuangkan akses pasar untuk ekspor produk pertanian, khususnya produk-produk tropis. Hambatan nontarif seperti peraturan dan aspek nonekonomis lain harus dilakukan secara transparan dan tidak dibuat-buat. Pemerintah diminta melindungi membanjirnya impor komoditas pertanian.

Poin kedua, pihaknya mendesak kepada negara-negara maju untuk menurunkan subsidi domestik yang sangat distorsif terhadap pasar. Dan ketiga, tambahnya, mendesak negara-negara maju menghapus subsidi ekspor dalam pemasaran produk pertanian mereka di negara maju. Pembukaan KTM WTO ini diwarnai demonstrasi. Meski didemo ribuan pengunjuk rasa, para delegasi negara anggota WTO tetap menggelar perundingan yang dijadwalkan berlangsung 18 Desember mendatang.

Di luar gedung perundingan, ribuan pengunjuk rasa membawa spanduk, menyanyi, dan memukul genderang berkeliling kota Hong Kong. Beberapa terlibat bentrok dengan polisi yang menggunakan helm dan pelindung badan. Mereka mencoba mencegah aksi para pengunjuk rasa dengan menyemprot cairan merica ke arah pengunjuk rasa agar bubar. Sejumlah petani Korea memakai bandana sambil mengusung peti jenazah berwarna merah muda, kuning, dan putih dengan tulisan 'istirahat dengan tenang WTO.' Pengunjuk rasa lainnya mengusung tulisan 'WTO rongsokan' atau singkatan WTO yang diplesetkan menjadi 'World Threatening Organization'.
( zak/hir/ap )

0 Comments:

Post a Comment

<< Home